Minggu, 16 Desember 2012

penjualan mobil yang mencetak nilai tertinggi

Penjualan Mobil Cetak Rekor Tertinggi



            Pada Juli 2012, penjualan mobil di dalam negri mencetak sejarah, yakni mencapai 103.219 unit. Penjualan tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni lalu, sebanyak 101.743 unit. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), peningkatan penjualan terjadi pada hampir semua merek mobil, terutama mobil-mobil yang  berasal dari Jepang. Dengan tiga peringkat tertinggi yaitu Toyota, Daihatsu dan Suzuki. 

Untuk periode Januari-Juli 2012, penjualan mobil di tingkat distributor (wholesale) sudah mencapai 638.264. Angka tersebut naik 26% dibandingkan dengan tahun lalu. Sedangkan target penjualan pada 2012 kini diturunkan menjadi 875 ribu unit, atau lebih kecil dari target semula karena ada peraturan kenaikan uang muka (downpayment) untuk meminimalisir angka kemacetan di Jakarta. Sementara itu, pemerintah diminta untuk membangun transportasi umum masal yang aman dan nyaman, agar sebagian pemilik kendaraan pribadi beralih menggunakan kendaraan umum. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia.


            Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi menjelaskan, tingginya penjualan mobil Juli lalu terutama karena ada momentum Lebaran. "Penjualan pada Juni dan Juli jauh lebih besar dibandingkan rata-rata lima bulan pertama 2012. Pada Juli 2012, Toyota membukukan penjualan tertinggi sebanyak 36.353 unit, disusul Daihatsu 13.444 unit dan Suzuki 13.233 unit. Permintaan menjelang Lebaran biasanya naik 10-15% dari bulan-bulan biasa, terutama untuk mobil penumpang.

 Tingginya penjualan Daihatsu terutama juga karena momentum Lebaran. Menurut Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor, Xenia masih menjadi kontributor terbesar penjualan kami. Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan menuturkan, permintaan Toyota Avanza juga meningkat mendekati masa mudik Lebaran tahun ini. Avanza ini masuk segmen multipurpose vehicle (MPV). 

Director PT Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy juga mengatakan, bulan lalu, mobil yang menjadi tulang punggung penjualan Toyota itu terjual 17.264 unit, naik 1,19% dibandingkan bulan sebelumnya 17.061 unit. 

Marketing & Aftersales Service mengatakan, Honda mencetak rekor penjualan tertinggi sepanjang tahun 2012 pada Juli lalu, yaitu sebanyak 7.486 unit. Saat ini, Honda Freed, Honda Jazz, dan Honda CR-V menjadi penyumbang utama penjualan Honda. 

Honda Jazz menjadi penyokong penjualan terbesar pada Juli lalu sebanyak 3.289 unit, disusul Honda Freed 1.899 unit, dan New Honda CR-V 1.143 unit. Pengaruh DP (downpayment) diperkirakan kemungkinan baru terlihat pada September nanti, karena penjualan Agustus ini juga masih akan terpengaruh momen Lebaran.


         
         Gaikindo kini merevisi target penjualan mobil 2012 menjadi 875 ribu unit. Angka ini lebih rendah dibandingkan penjualan tahun lalu sebanyak 894 ribu unit.

"Dampak yang menurunkan penjualan sudah mulai terasa pada segmen menengah ke bawah. Setelah Lebaran diprediksi penjualan mobil turun. 

Johnny Darmawan yang juga ketua Gaikindo mengatakan sebelumnya, jika tidak ada kebijakan yang merugikan industri otomotif, target semula penjualan mobil tahun ini sebanyak 1 juta unit bisa tercapai. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia (BI) untuk kredit otomotif dari bank umum, pembeli wajib menyediakan uang muka minimal 30% untuk mobil keperluan nonproduktif dan 20% untuk yang produktif. Sedangkan ketentuan menteri keuangan mematok uang muka minimal 25% untuk pembiayaan mobil dari perusahaan multifinance.

 Ketua Gaikindo Jongkie. D. Sugiharto memperkirakan, kebijakan menaikkan DP minimal mengganggu penjualan dalam jangka panjang, khususnya untuk mobil yang harganya di bawah Rp 200 juta. Segmen ini pangsa pasarnya mencapai lebih dari 50% penjualan mobil nasional, sangat sensitif terhadap perubahan DP, dan umumnya pembelian dengan cara kredit. 

Berdasarkan data sementara Gaikindo, pada Januari-Juli 2012, TAM dengan andalan mobil Toyota masih merajai pasar mobil karena mampu menjual 238.584 unit, naik dibanding periode sama 2011 sebanyak 182.432 unit. Toyota menguasai 37,4% pangsa pasar mobil nasional.

 Pada posisi kedua, ADM berhasil menjual 94.314 mobil atau berkontribusi 14,8% terhadap total penjualan mobil di Tanah Air. "Sejauh ini, kami masih on track dan diharapkan target penjualan 145 ribu unit tahun 2012 tercapai", kata Sudirman. 

Sementara itu, lonjakan jumlah kendaraan pribadi dinilai menjadi penyebab utama kemacetan lalu lintas di Jakarta dan kota besar lain di Indonesia. Tahun lalu, penjualan kendaraan bermotor roda empat mencapai 894.164 unit, dengan kontribusi mobil penumpang pribadi di atas 500 nbu unit. Sebelum ada ketentuan DP yang baru, penjualan mobil 2012 diproyeksikan menembus 1 juta unit dan sepeda motor 9 juta unit.

 Di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, jumlah mobil pribadi diperkirakan 2,7 juta unit dan sepeda motor menembus 10 juta unit Jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat ini membuat kemacetan di Jakarta sulit diatasi.

 Namun, jika ada transportasi umum masal yang aman dan nyaman, sebagian pemilik kendaraan pribadi akan beralih ke kendaraan umum. Saat ini, jumlah kendaraan umum hanya sekitar 2% dari total kendaraan bermotor, namun harus mengangkut 60% penduduk yang melakukan perjalanan. 

"Transportasi umum yang layak akan menarik masyarakat pindah dan perlahan meninggalkan mobil pribadi dan sepeda motor", kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno.

 Pemerintah di harapkan untuk segera menindak lanjuti permasalahan ini, agar kemacetan di jakarta dapat segera teratasi.
 
 
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4020/Penjualan-Mobil-Cetak-Rekor-Tertinggi

proses pengambilan keputusan

A. Pengenalan masalah (Problem Recognition)
            Proses pengambilan keputusan konsumen dimulai dengan mengenali adanya masalah. Mengenali adanya masalah merupakan langkah penting dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Masalah konsumen ialah perbedaan antara keadaan yang ada (apa yang dipersepsikan oleh konsumen sebagai yang telah ada sekarang) dengan satu keadaan yang diinginkan (apa yang diinginkan oleh konsumen). Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang ada kedua-duanya dipengaruhi oleh gaya hidup konsumen dan situasi yang berlangsung sekarang, Jika perbedaan antara kedua keadaan dirasakan cukup besar dan penting, maka konsumen mulai mencari jawaban terhadap masalahnya.
            Sejumlah faktor dapat mempengaruhi pengenalan masalah. Keadaan yang diinginkan biasanya dipengaruhi oleh: (1) kebudayaan/golongan sosial, (2) kelompok-kelompok acuan, (3) ciri-ciri keluarga, (4) status/harapan finansial, (5) keputusan-keputusan yang diambil sebelumnya, (6) perkembangan individual, (7) situasi-situasi yang berlangsung sekarang.
B. Pencarian Informasi (Information Search)
            Langkah kedua dalam proses pengambilan keputusan konsumen ialah pencarian informasi. Konsumen dapat melakukan pencarian informasi yang ekstensif internal dan eksternal, pencarian internal dan eksternal yang terbatas, atau hanya pencarian internal. Informasi dapat dicari tentang: (1) Kriteria penilaian yang sesuai untuk pemecahan masalah, (2) Adanya berbagai macam alternatif pemecahan masalah, (3) Unjuk-kerja dari setiap pemecahan alternatif terhadap setiap kriteria evaluasi merupakan langkah terakhir.
 Sumber-sumber eksternal:
1. Sumber-sumber pribadi seperti teman, kenalan, dan keluarga
2. Sumber-sumber bebas seperti kelompok-kelompok konsumen, profesional bayaran, dan badan-badan pemerintahan
3. Sumber-sumber pemasaran seoerti karyawan penjualan dan iklan
4. Sumber-sumber pengalaman langsung (experiential sources) seperti pencobaan langsung dengan produk atau pengkajian langsung dari produk
C. Penilaian dan Seleksi dari Alternatif
            Selama dan setelah konsumen mengumpulkan informasi tentang jawaban-jawaban alternatif terhadap satu masalah yang dikenali, mereka menilai alternatif-alternatif dan menyeleksi tindakan yang tampaknya paling baik untuk memecahkan masalahnya.
Lima aturan keputusan yang pada umumnya digunakan, yaitu:
a. Konjunktif, produk harus memenuhi nilai minimal dari seluruh kriteria penilaian
b. Disjunktif, produk harus memenuhi nilai minimal yang cukuo tinggi untuk salah satu kriteria dari kriteria penilaian yang digunakan
c. Eliminasi berdasarkan aspek, produk harus memenuhi semua kriteria yang digunakan pada tingkat yang dapat diterima
d. Leksikografis, kriteria penilaian disusun berdasarkan prioritas kepentingannya, dari kriteria yang paling penting ke kriteria yang paling kurang penting
e. Kompensatoris, kriteria penilaian memiliki nilai kepentingan yang berbeda-beda. Produk dapat rendah nilainya untuk kriteria yang satu, tetapi dapat memperoleh nilai tinggi pada kriteria yang lain
 D. Seleksi Saluran Distribusi dan Pelaksanaan Keputusan
            Kebanyakan produk konsumen diperoleh melalui salah satu bentuk saluran distribusi atau penyalur eceran. Dengan demikian, konsumen juga harus menyeleksi saluran distribusi sebagaimana mereka harus menyeleksi produl. Keputusan untuk ini dapat dilakukan dengan tiga cara: (1) Secara simultan, bersama-sama, (2) produk dulu, penyalur kemudian, (3) penyalur dulu, produk kemudian.
E. Proses Pasca Pembelian
            Setelah melakukan pembelian, beberapa konsumen mengalami kesangsian atau kecemasan tentang kebijakan pembeliannya. Gejala ini dikenal sebagai pertentangan pasca-pembelian (Postpurchase dissonance). Pada umumnya terjadi antara (1) antara individu-induvidu dengan kecendrungan mengalami kecemasan, (2) setelah satu pembelian yang tidak dapat ditiadakan, (3) jika penting bagi konsumen, dan (4) jika melibatkan pilihan yang sulit antara dua atau lebih alternatif.
Sumber :
Munandar, A.S. 2008. "Psikologi Industri dan organisasi". Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

evaluasi alternatif sebelum pembelian

Kriteria Evaluasi
Menurut Kotler, (2005), kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk
Penentuan Alternatif Pilihan
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
Proses Pengambilan Keputusan Pada Konsumen
            Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
Konsep Keputusan
            Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
Berikut merupakan aspek-aspek pemilihan keputusan:
* Produk yang murah >> Produk yang lebih mahal
* Pembelian yang sering >> Pembelian yang jarang
* Keterlibatan rendah >> Keterlibatan tinggi
* Kelas produk dan merek kurang terkenal >> Kelas produk dan merek terkenal
* Pembelian dengan pertimbangan dan >> Pembelian dengan pertimbangan
* pencarian yang kurang matang dan pencarian intensif
Analisis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
            Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahuisemua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic-man.
2.Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Sumber: www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8567/

Pembelian

Proses Keputusan Membeli
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
1. Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
4. Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
5. Evaluasi Pasca Pembalian
Merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan terhadap produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Memilih Alternatif Terbaik
Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.
Memilih Sumber-sumber Pembelian
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal, pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.Pencarian informasi internal tentang sumber – sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari pelopor opini, sedangkan informasi eksternal berasal dari media masa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
• Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
• Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
• Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen.
• Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
Sumber:  www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8567/

pengetahuan dan sumber daya konsumen

Sumber Daya Ekonomi
            Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
Sumber Daya Sementara
a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food .
Sumber Daya Kognitif
          Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.
Kandungan Pengetahuan
            Kajian MyKe mendefinisikan kandungan pengetahuan sebagai: “jumlah keupayaan sumber tenaga manusia, asset dan pengamalan kepimpinan, modal teknologi dan maklumat, hubungan kerjasama, harta intelek, stok maklumat serta kebolehan untuk berkongsi pembelajaran dan penggunaan, yang boleh digunakan untuk menjana kekayaan dan meningkatkan daya saing ekonomi”.
Organisasi Pengetahuan
            Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
(1) Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
(2) Pengetahuan tentang manfaat produk
(3) Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.

(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk 
Mengukur Pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam mengukur kemampuan pengetahuan adalah menilai secara langsung isi ingatan. Beberapa indikator pengukur pengetahuan, antara lain:   1. Pengetahuan Objektif (Objective Knowledge)
Pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
2. Pengetahuan Subjektif (Subjective Knowledge)
Dipengaruhi oleh kepercayaan diri seseorang, yaitu bahwa orang yang percaya diri mungkin melaporkan secara berlebihan tingkat pengetahuan mereka (Engel, Blackwell, & Miniard, 1994).
Sumber:  www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8567/

sikap motivasi dan mawas diri

Sikap
        Sikap (attitude), “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or behaving” (Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku).
Berikut ini adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli antara lain :

1. Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat ke dalam bahasan ilmu sosial pertama kali oleh Thomas, sosiolog yang banyak menelaah kehidupan dan perubahan sosial, yang menulis buku Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group yang merupakan hasil riset yang dilakukannya bersama Znanieck. Dalam buku tersebut, Thomas dan Znaniecki membahas informasi sosiologi dari kedua sudut individualistik dan subjektivistik. Menurut pandangan mereka dua hal yang harus diperhitungkan pada saat membahas kehidupan dan perubahan sosial adalah sikap individu dan budaya objektif (objective cultural).

2. Menurut Allport (1935), sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait.
Motivasi
          Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah “Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen utama dalam motivasi antara lain : intensitas, arah, dan ketekunan.
Pengertian motivasi menurut beberapa ahli :
1.Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”

2. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).

Sikap Motivasi

Motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:
    a. Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.

Abraham maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni
1) kebutuhan fisiologis; 2) kebutuhan akan rasa aman; 3) kebutuhan sosial; 4) kebutuhan akan penghargaan diri; dan 5) kebutuhan aktualisasi.


    b. Dorongan

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.


    c. Tujuan

Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi pelaku.

Konsep Diri
Staines (dalam Burns, 1993) mengatakan bahwa konsep diri memiliki peranan penting dalam terbentuknya pola kepribadian seseorang, karena konsep diri merupakan inti pola kepribadian; konsep ini mempengaruhi berbagai sifat dalam diri seseorang. Lebih lanjut dikatakan oleh Staines (dalam Ismail, 2001), konsep diri memiliki beberapa komponen utama, yaitu :
a. Diri yang dikognisikan atau diri yang dasar, yaitu pandangan yang digambarkan oleh inidvidu tentang diri sendiri; pemikiran atau persepsi individu mengenai kemampuan, status, dan peranan individu dalam berhubungan dengan dunia luar;
b. Diri yang lain atau diri sosial, pandangan atau penilaian tentang diri sendiri yang didasarkan pada penilaian orang-orang yang dihormati atau lingkungan sekitar yang memiliki pengaruh besar terhadap diri individu yang diperoleh melaui interaksi sosial individu dengan orang lain; dan
c. Diri yang ideal, seperangkat interpretasi individu saat sedang mengungkapkan keinginan atau aspirasi yang bersifat pribadi, sebagaian besar berupa keinginan dan sebagian lagi merupakan keharusan-keharusan, atau yang disebut sebagai perangkat ambisi-ambisi yang mengarah pada suatu yaitu gambaran diri yang ideal dan dipahami oleh individu sebagai dirinya sendiri.

Hurlock (dalam Ismail, 2001), membagi komponen konsep diri menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:


a. Konsep diri yang sebenarnya; yaitu konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini ditentukan oleh peran dan hubungan dengan orang lain berdasarkan penilaian dan reaksi dari orang lain sehingga individu akan memahami tentang dirinya, apakah dipandang baik atau buruk.

b. Konsep diri ideal; yaitu merupakan gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakan; gambaran pribadi tersebut diharapkan menjadi pribadi yang seseuai dengan diri individu meskipun terdapat kemungkinan tidak memiliki hubungan dengan realitas sama sekali.
Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam proses terbentuknya konsep diri seseorang, evaluasi dan penilaian orang lain sangat mempengaruhi terbentuknya pandangan atau penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Di samping itu, dalam diri individu terdapat konsep diri yang ideal atau gambaran diri yang sesungguhnya didambakan oleh individu. Artinya, konsep diri yang ideal ini sangat berpengaruh dalam diri individu, karena bila reaksi lingkungan memiliki intensitas yang tinggi, maka akan semakin kuat pula konsep diri tersebut. Sebaliknya bila reaksi lingkungan menjadi lemah, maka akan semkin berkurang atau lemah konsep diri tersebut.
Mawas Diri

       Mawas diri menurut kamus Besar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi diri sendiri secara jujur, instropeksi, kita harus mawas diri agar kita tidak membuat kesalahan yang sama.
     Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang dilakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.
Sumber:
* Kamus Besar Bahasa Indonesia
* www.wikipedia.com

gaya hidup, nilai, dan kepribadian

Kepribadian
     Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
Nilai-nilai Individu
     Dilihat dari kepribadian, perilaku konsumen mempunyai nilai-nilai individu sebagai berikut :
Id
     Id itu untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle).
     Bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
Ego
     Ego adalah Hubungan timbal balik antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu system rohaniah baru. Berlainan dengan id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality principle).
     Bertujuan untuk menangguhkan peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan telah diketemukan atau dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan berarti bahwa ego harus dapat menahan ketegangan sampai ketegangan itu dapat diredakan dengan suatu bentuk kelakuan yang wajar.
Super Ego
    Superego adalah suatu cabang moril atau cabang keadilan dari kepribadian.Superego lebih mewakili alam ideal daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati nurani.
Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya
     Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
    Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi.
     Teori sosio-psikologis melihat dari variabel sosial yang merupakan determinan yang paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri, yang mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi yang pasti yang disebut ciri (trait).
     Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup Konsumen :
1. Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
2. Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
3. Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan.
Pengukuran ganda perilaku individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen :
1. sikap orang lain
2. Faktor situasi tak terduga
            
     Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.

Ada 5 tahap proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari :
1.Pengenalan Kebutuhan
     Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.Pencarian Informasi
     Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.Pengevaluasian Alternatif
     Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
4.Keputusan Pembeli
     Tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian.
5.Perilaku Setelah Pembelian
     Pekerjaan pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar.
Sumber: Sumber: Pride, William M. 1995. Pemasaran Teori & Praktek Sehari-hari Edisi Ketujuh. Jakarta Barat: Binarupa Aksara.

pengaruh status dan kelas sosial

Definisi Kelas Sosial

Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial
Mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi, definisi kelas sosial atau golongan sosial adalah sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri dari :
a. Berdasarkan Status Ekonomi
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan, yakni: Golongan sangat kaya;
 Golongan kaya dan;
dan Golongan miskin.
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
* Golongan 1 = sangat kaya, merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
* Golongan 2 = Golongan kaya,
merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
* Golongan 3 = golongan miskin, merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis: adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi;
b. Golongan menengah: terdiri dari para pegawai pemerintah; dan
c. Golongan proletar: adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapitalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis.
Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
            Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
Pengertian Perilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah Interaksi dinamis antara aveksi dan kognisi, perilaku serta lingkungannya dimana manusia melakukan pertukaran dalam hidup mereka (American Marketing Asociation)
Perilaku konsumen adalah Tindakan yang langsung terlibat dalam upaya mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuri tindakan tersebut
Pengertian yang benar tentang konsumen
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Tipe-Tipe Perilaku Pembelian :
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Budget Allocation (Pengalokasian budget),
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak),
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.

c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk),
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.

d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya),
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.


sifat dari perilaku konsumen yaitu:

1. Consumer Behavior Is Dynamic, yakni
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih
konsumennya.
2. Consumer Behavior Involves Interactions,
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.

3. Consumer Behavior Involves Exchange,
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
1.4 Penelitian konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis
The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.


A. Individual Determinants of Consumer Behavior

1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsistenbagaimana seseorang merespon lingkungannya. 

2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.

3. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.

4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen.
Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau
lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari
pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.
Sumber: Pride, William M. 1995. Pemasaran Teori & Praktek Sehari-hari Edisi Ketujuh. Jakarta Barat: Binarupa Aksara.