Definisi Penalaran.
Penalaran dapat didefinisikan sebagai proses berfikur untuk menghasilkan suatu proporsi pemikiran yang baru dan diangkap benar. contohnya seperti ketika kita berada dalam suatu kondisi, saat itulah nalar kita bekerja untuk membuat suatu kesimpulan dalam kondisi tersebut.
PROPOSISI
Definisi Proposisi
Proposisi adalah pernyataan akal budi mengenai persesuaian dan ketidaksesuaian yang terdapat di antara dua gagasan. contohnya seperti kalimat "mahasiswa itu rajin" gagasan 'mahasiswa' dan 'rajin' bukanlah dua gagasan terpisah melainkan menjadi 1 gagasan yang saling terikat.
INFERENSI & IMPLIKASI
Definisi Inferensi
Inferensi berasal dari bahasa inggris yaitu inferance yang berarti penyimpulan. Penyimpulan diartikan sebagai proses membuat kesimpulan (conclusion). Dengan demikian, inferensi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi (keputusan). Erat hubungannya dengan penjelasan itu, inferensi berarti pula sebagai cara kerja logika yang ke-3 setelah memberikan pengartian dan membuat keputusan. contoh kalimat inferensi adalah seperti "karena ada pemadaman listrik di malam hari maka budi tidak dapat mengerjakan tugas softskill, karena budi tidak mengerjakannya maka ia mendapatkan nilai E" Definisi Implikasi
Perhatikan pernyataan berikut ini: “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”, jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama artinya jika kalimat di atas kita tulis sebagai:
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”.
”Sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan
pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat
adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari
bersinar merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat.
Sedangkan
untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan
menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan
syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat
hanya bila matahari bersinar.
Perhatikan pula contoh berikut ini:
“Jika
ABCD belah ketupat maka diagonalnya saling berpotongan
ditengah-tengah”. Untuk menunjukkan bahwa diagonal segi empat ABCD
saling berpotongan ditengah-tengah adalah cukup dengan menunjukkan bahwa
ABCD belah ketupat, atau ABCD belah ketupat merupakan syarat cukup bagi
diagonalnya untuk saling berpotongan ditengah-tengah. Dan untuk
menunjukkan bahwa ABCD belah ketupan perlu ditunjukkan bahwa
diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah, atau diagonal-diagonal
segi empat ABCD saling berpotongan ditengah-tengah merupakan syarat
perlu (tetapi belum cukup) untuk menunjukkan belah ketupat ABCD.
Mengapa ?
Karena
diagonal-diagonal suatu jajaran genjang juga saling berpotongan
ditengah-tengah, dan jajaran genjang belum tentu merupakan belah
ketupat.
Demikian pula syarat cukup tidak harus menjadi syarat perlu karena jika
diagonal segi empat ABCD saling berpotongan ditengah belum tentu segi
empat ABCD belah ketupat.
Banyak
pernyataan, terutama dalam matematika, yang berbentuk “jika p maka q”,
pernyataan demikian disebut implikasi atau pernyataan bersyarat
(kondisional) dan ditulis sebagai p ⇒q. Pernyataan p ⇒q juga disebut sebagai pernyataan implikatif atau pernyataan kondisional. Pernyataan p ⇒ q dapat dibaca:
a. Jika p maka q
b. p berimplikasi q
c. p hanya jika q
d. q jika p
CARA MENGUJI DATA, FAKTA, DAN AUTORITAS
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi
Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar